Ibu Ini "Menjual" Anaknya Untuk Dijadikan Eksperimen Demi 1 Dolar Uang dan Akhirnya…

shares

Advertisement
Ia mendapat hadiah dari Professor Watson ketika ia berusia 8 bulan. Monyet yang menari-nari, kelinci kecil yang diam dibawah pelukannya, dan tikus kecil yang berlari kesana kemari tampak terlihat sangat damai. Keadaan ini berlangsung sampai saat Professor Watson sang pemberi hadiah memukul tongkat besi yang suaranya mengagetkan si kecil Albert. Professor Watson terus memukul tongkat besi tersebut sementara Albert kecil mulai menangis. Bagi Professor Watson dan asistennya, ini hanyalah sebuah eksperimen kecil.


Demi kelangsungan eksperimennya, Professor Watson memilih si kecil Albert yang ditemani oleh ibunya selama 3 bulan. Professor Watson beranggapan bahwa si kecil Albert yang memiliki kepribadian pasif dan pendiam ini tidak akan terlalu terpengaruhi oleh eksperimen ini. Bagi sang ibu single parent ini, menerima upah sebesar 1 USD (sekitar 14.000 rupiah) setiap harinya, membiarkan anaknya berpartisipasi dalam eksperimen yang tidak ia mengerti ini tampaknya cukup baik. Namun 1 hal yang tidak ia ketahui, eksperimen yang tidak manusiawi inilah yang membuat anaknya terluka sampai seperti hari ini.
BACA JUGA: 


Kisah Nyata, Gadis Ini Telah Menikah Dengan Pria Miskin Karena Patah Hati, Namun Apa yang Diberikan Pria Ini Padanya Membuatnya Menangis!

Ketika si kecil Albert ingin bermain dengan tikus, Professor Watson akan memukul tongkat besi sehingga Albert kaget. Pada awalnya Albert hanya terkaget. Namun dengan bunyi keras yang terus menerus, Albert mulai menangis. Setelah ia mengalami hal ini untuk yang ke 7 kalinya, Albert akan berteriak setiap kali ia melihat tikus. Akhirnya Albert yang masih balita ini mulai takut untuk mendekati kelinci, bahkan benda-benda yang terlihat berbulu seperti jaket bulu, kapas, bahkan rambut. Professor Watson menggunakan cara ini terhadap seorang anak kecil dan berhasil menanamkan ketakutan di seluruh kehidupan anak kecil ini.


Sampai pada hari ini, setiap orang yang mempelajari psikologi akan mengetahui hal ini. Ketika Professor Watson mengunjungi Albert di hari Natal dengan berpakaian sebagai sinterklas, Albert menangis sejadi-jadinya. Anak yang masih sangat muda itu hanya bisa melambaikan kedua tangannya sebagai tanda tidak suka. Seiring dengan waktu dan perlakuan yang tidak henti-hentinya, Albert meninggal pada tahun 1925 di usianya yang ke 5…


Albert kasihan sekali ya… Orang-orang yang melakukan hal ini terhadap seorang balita benar-benar keterlaluan!

Sumber: cerpen.co.id

Related Posts