Kisah Tragis Muhammad Firdaus, Dipasung Ibu Kandungnya, Bocah Ini Terpaksa Makan Kotoran Sendiri

shares

Advertisement
Sebuah kisah tragis yang terjadi tahun 2015 silam membuat hati merasa begitu miris.

Kisah tersebut datang dari seorang bocah malang bernama Muhammad Firdaus Dullah.

Bocah berusia 15 tahun itu ditemukan dalam kondisi yang mengenaskan di Taman Semarak, Malaysia.

Pada 21 Juni 2014, Departemen Imigrasi Negeri Sembilan menemukan Firdaus ketika sedang melakukan operasi imigrasi di dekat rumah bocah tersebut.


Firdaus ditemukan sekitar pukul 2 pagi waktu setempat.

Ia merupakan korban dari kekejaman ibu kandungnya sendiri.

Ketika ditemukan, tubuh bocah itu terlalu kurus dan terlihat seperti mayat hidup.
BACA JUGA: Inilah Alasan Kenapa Bayi yang Terlahir dari Keluarga Muslim Harus Diadzani
Karena diabaikan dan tidak dirawat, maka ia diduga mengalami kekurangan gizi.

Lebih menyedihkan lagi, bilik tempat anak tersebut dikurung penuh dengan sampah, najis, dan nanah.

Ia bahkan diduga memakan kotorannya sendiri karena sama sekali tidak diberi makanan oleh sang ibu.

Baju yang ia pakai juga sudah compang-camping karena terlalu lama bercampur dengan sisa air kecing dan najisnya sendiri.

Kasus ini pun sontak menjadi perhatian publik.


Masyarakat mengecam dengan apa yang dilakukan oleh ibu kandung Firdaus.

Bagaimana mungkin seorang ibu tega melakukan hal yang begitu kejam kepada darah dagingnya sendiri?

Akibat dari perbuatannya itu, ibu kandung Firdaus, Lolanopita Sadi ditahan oleh pihak yang berwajib.

Ia dihukum penjara empat bulan dan denda sebesar 10.000 Ringgit Malaysia.

Dia dinyatakan bersalah melakukan pengabaian dan meninggalkan anaknya tanpa pengawasan.

Lolanopita diketahui memang memiliki masalah dalam rumah tangganya.
BACA JUGA: Waduh, Lagi Heboh Bungkus Makanan Anak-anak Ini Berbau P*rn* dan Ada Tulisan 'Remas Aku', Perhatikan !
Ia dan suami telah bercerai dan tidak lagi berhubungan sama sekali.

Sejak itu, ia malah memilih untuk mengabaikan anaknya.

Setelah ditemukan, Muhammad Firdaus kemudian ditempatkan di bawah perawatan pihak Departemen Kesejahteraan Sosial Negeri Sembilan dan ditempatkan di Taman Sinar Harapan Tengku Ampuan Najihah, Seremban.

Sayang nyawanya tidak tertolong, Firdaus dinyatakan meningga pada Rabu (14/10/2015) sekitar pukul 13.00 waktu setempat.

Ia dilaporkan pingsan di Rumah Asuh Sinar Harapan sebelum ambulans tiba dan kemudian meninggal dunia saat dalam perjalanan ke rumah sakit.

Peristiwa ini tentu menjadi pelajaran yang berharga untuk kita,

Bagaimanapun sulitnya kondisi yang kita alami, tentu tidak sepantasnya jika kita kemudian menelantarkan keluarga sendiri. (*)

Sumber: TribunSolo.com

Related Posts